“Kita kelola ini untuk kemajuan Sulawesi Selatan, kemajuan Indonesia. Kolaborasi pengelolaan tiga blok tambang nikel di Lutim dipastikan dongkrak PAD,” ujarnya.
Diketahui, PT Antam bersama PT SCI (Perseroda) dan PT Luwu Timur Gemilang (Perseroda) akan mengelola 3 blok tambang nikel yaitu blok Lingke Utara 943 hektar, Bulubalang 1.665 hektar, dan Pongkeru 4.252 hektar di Luwu Timur.
Machmud Achmad menuturkan Perseroda Sulsel dapat bekerja sama dengan Antam, dan bersyukur atas tercapainya pelaksanaan penandatanganan Joint of Venture of Newspanies dalam rangka pengolahan tambang.
“Rasa syukur yang saya hadirkan di saat ini, di mana menurut saya ini momen paling bersejarah,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, kolaborasi ini diharapkan dapat memberi manfaat jangka panjang, tidak hanya bagi ketiga perusahaan tetapi juga untuk meningkatkan PAD Provinsi Sulsel, serta Kabupaten Luwu Timur.
“Diharapkan jangka panjang tentunya bisa meningkatkan pendapatan asli daerah Provinsi Sulsel dan Kabupaten Luwu Timur, tentunya kepada masyarakat Sulawesi Selatan,” tukasnya.
Dia menjelaskan, dalam struktur kepemilikan saham, Antam memegang mayoritas 55 persen, sementara SCI memiliki 18 persen, dan LTG mendapatkan 27 persen.
“Sebenarnya (sebelumnya) hanya 10 persen. Kami berdua (Sulsel dan Lutim), itu 4 dan 6 persen. Pak Gubernur mengusahakan agar mendapatkan 45 persen yang kami bagi berdua dengan daerah, yakni LTG. Itu Blok Pongkeru,” jelasnya.
Bupati Luwu Timur, Budiman, menuturkan sejarah panjang keberadaan tambang di Luwu Timur, terutama dengan kehadiran Vale selama 56 tahun di sana, diharapkan mampu menjadi modal bagi persiapan sumber daya manusia setempat untuk terlibat dalam kegiatan tambang yang baru ini. Ia berharap, PAD Luwu Timur juga dapat meningkat signifikan.
“Dengan adanya tambahan tiga blok tambang, diharapkan PAD Luwu Timur dapat mencapai Rp3 hingga 4 triliun, dari sebelumnya hanya Rp2,1 triliun. Insya Allah. Bismillah,” tuturnya.