Forecaster On Duty, Sittii Nurhayati Hamzah menyebut suhu panas yang terjadi belakangan ini terjadi disebabkan karena saat ini Makassar masih mengalami musim kemarau.
“Kurangnya tutupan awan yang menyebabkan wilayah daratan lebih banyak menerima panas matahari serta kurangnya curah hujan semakin menambah panas dan kurangnya cadangan air tanah,” ujarnya.
Ia melanjutkan, pada tanggal (23/09) posisi matahari tepat berada di ekuator yang kemudian posisi matahari bergerak menuju BBS (Belahan Bumi Selatan) sehingga diperkirakan cuaca panas ini bisa sampai hingga bulan Oktober nanti.
“Saat musim kemarau dan posisi matahari berada di ekuator dapat menyebabkan wilayah semakin banyak menerima panas dari matahari yang posisi wilayahnya sangat dekat dengan garis ekuator, ini mengakibatkan suhu udara semakin meningkat,” jelasnya.
Selama musim kemarau yang panjang dan kering, menentukan cara serta jenis tanaman yang perlu disiram dapat menjadi tantangan. Berikut beberapa tips untuk menyiram taman dan pot di musim kemarau.
Berdasarkan Chicago Botanic Garden, tanaman memerlukan 1 inci air setiap minggu, baik dari tong penampung air hujan, selang penyiraman, atau air hujan alami. Tetapi, kondisi cuaca dapat mempengaruhi kebutuhan ini.
Ketika cuaca panas di Makassar, siramlah tanaman secara menyeluruh dan pastikan air meresap hingga ke akar. Gunakan selang dengan penyemprot halus atau penyiram untuk distribusi merata. Siram saat pagi atau sore hari agar dapat menghindari penguapan yang tinggi.
Berdasarkan prakiraan cuaca wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya pada (24/09).
Saat pagi hari cuaca cerah berawan, siang/sore hari berpotensi hujan ringan di seluruh wilayah Sulawesi Selatan, serta hujan sedang di wilayah Luwu Utara, Toraja Utara dan Enrekang.
Pada malam hari berawan dan berpotensi hujan ringan di wilayah Luwu Timur, Luwu Utara, Luwu, Wajo, Enrekang, Barru, Bone, Pangkep, Sidrap, Gowa dan Maros. Dengan suhu udara pada 17 hingga 35 derajat celcius dan kelembapan udara 50 sampai 100 persen.
