Sebelum menerima brevet kehormatannya, Panglima TNI dan Pejabat yang akan disemat menerima Safety Brief dan Medical Checkup di Conference Room KRI GNR-332. Turut ikut membersamai di KRI Alugoro-405, Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
“Dalam rangkaian penyematan, Panglima TNI beserta rombongan menyaksikan demonstrasi pembebasan sandera dan Visit Board Search and Seizure (VBSS) dengan menggunakan teknik fast rope dan KRI Soputan-923 sebagai kapal sasaran oleh prajurit Kopaska,” lanjut keterangan resmi tersebut.
Sekadar informasi, Brevet Hiu Kencana merupakan simbol pengakuan terhadap profesionalisme prajurit kapal selam, dalam taktik dan teknik peperangan bawah permukaan laut. Dimana untuk menjadi personel pengawak kapal selam memerlukan berbagai kriteria khusus yang harus dipenuhi, baik dari aspek fisik, kesehatan, kejiwaan dan kesamaptaan jasmani serta mampu bekerja sama sebagai team work yang solid.
Lebih lanjut, Satuan kapal selam TNI AL secara resmi dibentuk pada 12 September 1959. Satuan kapal selam TNI AL memiliki tradisi pengangkatan sebagai warga kehormatan kapal selam kepada putra-putri bangsa yang dinilai berjasa dalam mendukung pembinaan kapal selam sebagai salah satu senjata strategis dalam sistem senjata armada terpadu (SSAT). Tradisi tersebut hingga saat ini masih dipertahankan dan telah banyak para tokoh putra bangsa yang menjadi warga kehormatan.
(maf)